MEDIA sosial belakangan ini dihebohkan dengan fenomena berburu harta karun digital bernama Koin Jagat yang telah menarik perhatian ribuan anak muda di berbagai kota besar Indonesia. Permainan Koin Jagat ini menghadirkan konsep unik yang menggabungkan dunia digital dengan aktivitas fisik di dunia nyata, menciptakan pengalaman berburu harta karun yang mengasyikkan bagi para penggunanya.
Sebagai platform yang sedang naik daun, Koin Jagat menawarkan kesempatan bagi para pemainnya untuk mengumpulkan koin virtual yang tersebar di berbagai lokasi strategis. Yang menarik, permainan Koin Jagat ini tidak hanya sekadar permainan biasa, tetapi juga menawarkan hadiah berupa uang tunai yang bisa diperoleh dengan menukarkan koin-koin yang telah dikumpulkan.
Meski terbilang baru, antusiasme masyarakat terhadap Koin Jagat sudah terlihat dari ramainya para pemburu koin yang berkeliaran di berbagai tempat umum seperti taman kota, pantai, hingga kawasan wisata populer. Fenomena Koin Jagat ini bahkan telah menciptakan komunitas tersendiri di kalangan anak muda yang aktif berbagi informasi dan pengalaman dalam berburu koin virtual ini.
Harta karun yang diburu adalah koin dengan tiga jenis, yakni emas, perak dan perunggu. Koin-koin itu harus dikumpulkan sebanyak-banyaknya oleh pengguna aplikasi, karena bisa ditukarkan dengan hadiah uang berkisar dari ratusan ribu hingga puluhan juta.
Namun, yang menjadi tantangan adalah koin-koin tersebut diletakkan di tempat tersembunyi. Untuk ikut bermain, para pengguna harus meng-install aplikasi Jagat terlebih dahulu dan membuat akun. Kemudian, matikan fitur GPS dalam ponsel.
Beberapa lokasi, seperti kawasan Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta, Taman Tegalaga di Bandung, dan sejumlah area publik di Surabaya, ramai dikunjungi warga yang “berburu uang” dalam Koin Jagat. Bahkan, antusiasme ini sempat menyebabkan kerusakan fasilitas umum di beberapa tempat. Fenomena ini berawal dari permainan inovatif bernama “Koin Jagat” yang ditawarkan oleh aplikasi Jagat.
Terkait Koin Jagat, Prof Bagong Suyanto Guru Besar Sosiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya pun angkat bicara. Menurut Prof. Bagong, fenomena perburuan koin bisa saja memberikan dampak buruk pada mentalitas masyarakat.
Dimana orang tersebut mencari jalan pintas untuk mengubah nasib dan mendapatkan rezeki. Bahkan, Prof Bagong menyebut bahwa perburuan koin yang dilakukan masyarakat adalah bentuk elementer dari praktik perjudian, namun tertutupi oleh nama sebuah program.
Dikatakannya, perburuan koin membuat masyarakat lebih memilih jalur instan dalam mencari rezeki daripada bekerja secara rasional. Kita berharap masyarakat ke depan bisa lebih jeli dalam menyikapi permainan Koin Jagat.
Dan tidak secara mentah-mentah secara langsung dalam mencari jalan pintas dalam mengais rezeki.
Eksplorasi konten lain dari gozabak.com
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.