Dilla – Muslimin Dipercaya Sukses Asal Terapkan Gaya dan Strategi Membangun Abdullah Hich

Dilla – Muslimin Dipercaya Sukses Asal Terapkan Gaya dan Strategi Membangun Abdullah Hich

Dilla – Muslimin Dipercaya Sukses Asal Terapkan Gaya dan Strategi Membangun Abdullah Hich

 

Calon bupati Tanjung Jabung Timur Dilla Hikmah Sari bersama wakilhya Muslimin Tanja dipercaya mampu sukses membangun daerah itu, asal menerapkan strategi seperti yang dilakukan Abdullah Hich dari 2001 hingga 2011.

 

Keyakinan itu diutarakan Ketua Ikatan Alumni Lemhannas Provinsi Jambi Drs H Mursyid Sonsang MPD yang menjadi saksi perjalanan panjang Abdullah Hich memimpin Tanjabtim tahun 2001 – 2011. Waktu itu Mursyid menjadi wartawan RCTI yang sering meliput di Tanjabtimur.

 

Ditemui di tengah kesibukannya menulis, Mursyid bercerita bahwa Abdullah Hich adalah salah satu pemimpin visioner yang pernah dimiliki Jambi khususnya Tanjabtim. Abdullah Hich memahami masalah dan kebutuhan masyarakat. Karena kemampuan memahami masalah itulah kemudian Abdullah Hich merumuskan arah setiap kebijakannya dengan strategi visibel.

 

Abdullah Hich membuka isolasi wilayah dengan membangun jalan yang saling terhubung antar kecamatan hingga sebagain besar desa. Kecamatan yang awalnya enam dimekarkan menjadi 11. Ia hadirkan sekolah – sekolah baru di semua Kecamatan. Puskesmas dibangun hingga 17 unit demi mendekatkan pelayanan kepada warganya. Listrik dihadirkan hingga terhubungnya jaringan interkoneksi.

 

“Tapi yang paling menarik adalah kebijakan sekolah gratis, kebidanan, keperawatan, mantri hewan, akuntansi dan spesialis dokter yang dibiayai APBD, itu semua beliau lakukan untuk mengatasi masalah yang waktu itu seperti tidak ada jalan keluar,” ujar Mursyid, Alumni Lemhannas PPSA 18 tahun 2012.

 

Mursyid ingat betul karena pernah mewawancarai langsung Abdullah Hich. Sejumlah kebijakan fenomenal yang dijalankan Hich waktu itu antara lain menyekolahkan 40 putri Tanjabtim di Akademi Kebidanan. Hal itu guna memastikan ketersediaan bidan di setiap desa. Begitu pula 40 anak yang disekolahkan di Akademi Keperawatan. Lalu yang disekolahkan ke UGM dan Akuntansi UNJA hingga dokter ke spesialis. “Semua kebijakan itu untuk menyiasati kebutuhan mendesak yang berorientasi jangka panjang,”kena

ng Mursyid.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *